Minggu, 26 April 2015

Merawat Burung Kutilang Bakalan versi om Riansyah Muhammad

Merawat Kutilang yang Masih Giras agar Jinak versi om Riansyah Muhammad 




Melihat burung-burung terbang dengan ocehan yang indah memang membuat kita terkagum-kagum dengan ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna, yang menciptakan burung-burung dengan suara indahnya, tak terkecuali burung kutilang, trucukan, dan berbagai jenis burung lain. Burung kutilang dan trucukan yang hidupnya berdampingan di alam bebas memang memiliki suara yang bagus di saat mereka bercengkrama dan berinteraksi di dahan-dahan pohon. Timbul di benak kita ingin memelihara burung (kutilang, trucukn, kutilang emas, dll) tersebut. Niat hati ingin memelihara burung yang sudah jadi, dalam arti sudah gacor dengan isian berbagai macam burung (karena dirawat dari lolohan), ditambah pula burung tersebut sudah jinak, membuat harga burung tersebut menjadi tinggi. (Pengalaman saya melihat burung kutilang jinak (dirawat dari anakan) dengan isian cucak jenggot dan burung gereja di toko burung pinggir jalan dihargai Rp300.000; dan juga di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur, burung kutilang jinak (dirawat dari anakan) dengan isian burung kenari dihargai Rp350.000) Sedangkan isi kantong dan dompet kita tidak bersahabat untuk membeli burung tersebut dengan harga tinggi, maka kita akan memutuskan untuk membeli ombyokan yang masih bahan dan masih liar grabak-grubuk di dalam sangkar dengan harga yang relatif murah (di daerah saya di Tebet, Jakarta Selatan, burung kutilang bahan dihargai Rp15.000 dan trucukan bahan Rp20.000).

Gambar dari google 

Sesampainya di rumah setelah burung di pindahkan ke dalam sangkar, burung akan kaget dan selalu grabak-grubuk, dan biasanya akan sedikit macet untuk mau ngoceh, kecuali suasananya sepi dan tidak ada orang. Di sini burung masih malu-malu untuk mau ngoceh dan jika ada orang, dia akan berhenti ngoceh dan akan grabakan lagi karena ketakutan melihat orang; paruh burung akan selalu menerobos sela-sela jeruji sangkar yang menyebabkan luka  dan berdarah di sekitar paruhnya. Hal ini pastinya akan membuat pemiliknya merasa frustasi dan mungkin juga bisa stres menghadapi burung yang selalu grabakan melihat orang. Niat hati ingin menikmati ocehan dan tingkah menggemaskan burung kesayangan kita, malah kita yang jadi merana meratapi burung kita yang masih liar sambil berharap burung kita akan cepat jinak dan gacor sepanjang hari, tak mengenal waktu.

Hal ini pasti pernah terjadi pada kita-kita semua termasuk penulis sendiri. Tetapi tidak ada sesuatu bisa terjadi secara instan untuk burung bisa cepat jinak dan gacor (kecuali memang memelihara burung tsb dari anakan, pasti dia akan jinak setelah besar nanti). Saya pun pernah merasa stres melihat kelakuan burung kutilang saya yang saya beli dari bahan yang selalu berdarah di sekitar paruhnya setiap kali saya membersihkan sangkar. Tetapi Alhamdulillah, dengan kesabaran dan ketelatenan saya merawat burung setiap hari, dalam waktu 2 bulan lebih, burung kutilang saya yang awalnya selalu grabak-grubuk dan tiada hari tanpa berdarah di sekitar paruhnya, akhirnya dia bisa jinak dan jadi sangat manja dengan orang yang mendekat ke sangkarnya, paruhnya selalu dibuka; meminta makan, dan ocehannya pun menjadi bagus, bervariasi, dan rajin setelah jadi jinak. Jinak dalam artian disini adalah bahwa burung tersebut sudah terbebas dari tekanan hidup berdampingan dengan manusia. Karena dia sudah bisa terbebas dengan tekanan, dia secara otomatis bebas pula dalam mengeluarkan ocehan-ocehan indahnya. Nah, berikut pengalaman dan hal-hal yang sering saya terapkan setiap hari dalam merawat kutilang saya sewaktu masih liar hingga sudah jinak, antara lain:
  1. Pada saat kita mulai memilih-milih kutilang di dalam sangkar ombyokan, pantau burung yg makannya paling lahap dan memiliki paruh yg agak tebal dan besar, karena kutilang2 saya memiliki paruh yg tebal dan besar, dan suaranya pun jg lantang dan keras.
  2. Pastikan pula saat kita beli burung bahan, dia sudah mau makan pur. Karena agak repot jika burung belum bisa makan pur dengan pertimbangan suatu saat kita pergi (misal pergi 2 hari tugas di luar kota) dan buah yang kita beri cepat habis dilahap si burung, tak menutup kemungkinan burung akan kehabisan buah di sangkarnya dan bisa menyebabkan kematian karena burung kelaparan. Tanyakan kepada penjual burung, apakah burungnya sudah makan pur atau belum, dan lihat juga di kandang ombyokannya terdapat cepuk tempat pur atau tidak. Kalau ada, besar kemungkinan burung bahan tersebut sudah makan pur.
  3. Sesampainya di rumah, gantung saja sangkar di tempat agak rendah dan ramai, kalau bisa setinggi badan kita, agar dia bisa cepat menyesuaikan dengan kehidupan lalu lalang manusia. Kalaupun dia grabakan, itu adalah hal yang wajar terjadi pada burung yang masih liar dan hal ini juga merupakan proses yang harus kita lalui dalam memelihara burung. Dan jangan melihati burung yang kita gantung rendah tersebut, karena biasanya burung yang masih liar jika kita lihatin dia, dia akan ketakutan. Biarkan saja, seolah-olah kita lewat tanpa melihat burung tsb.
  4. Selalu rutin memandikan burung untuk mengurangi kegirasan atau keliaran burung tsb. Sebelum memandikan burung, keluarkan dulu tempat makannya. Lalu mulailah semprot burung sampai basah kuyup dan sudah tak grabakan lagi, dan jemur letakkan sangkar di tanah di bawah sinar matahari. Ini dilakukan dengan tujuan, walaupun burung tsb hanya bisa diam kedinginan sambil mengibas bulu, kita sebagai manusia yang lalu lalang di dekatnya bukan merupakan ancaman berbahaya bagi si burung tsb. Nah, disaat kita menjemur burung, cobalah kita suapin burung tsb dengan pisang atau jangkrik pakai lidi yang agak panjang (kira-kira 40cm) dan jgn kependekan, karena kalau kependekan burung tidak akan mematuk jangkrik atau pisang yg kita berikan. Kalau burung mau mematuk dan makan dari lidi, ulangi trus sampai burung merasa kenyang dan berhenti mematuk dan makan dari lidi. Ulangi hal ini setiap hari walaupun kita tidak ingin memandikan burung. Pendekkan penggunaan lidi yang kita gunakan dari hari ke hari. Lakukan hal ini setiap pagi, dan kalau bisa setiap mau menyuapi burung, keluarkan dulu tempat makannya.
  5. Kalau burung udh agak bisa tenang dan gk takut lg jika didekati orang, coba kita beri ulat langsung dari tangan kita, pertama berikan dulu 1 ulat, kalau dia mau, kasih lagi. Dan jika dia minta lagi, cobalah kita beri lagi tetapi saat dia mau mematuk ulat dari tangan kita, tarik ulatnya dan jgn sampai dia dapat. Kita main-mainkan saja dulu, kalau dia terus minta sambil klepek-klepekin sayapnya, bisa dikatakan dia sudah bergantung dengan kita. Nah, disini kita coba memasukkan tangan kita dan coba elus dada dan punggungnya. Kalau dia menjulurkan lidahnya ambil menikmati elusan kita, bisa dikatakan burung tsb sudah jinak dan siap menghibur setiap hari dengan kicauan indahnya. (ini merupakan pengalaman saya saat burung saya mau jinak dan makan dari tangan langsung).
  6. Sabar. Ya, ini merupakan hal non-teknis yang harus kita miliki dalam menggapai sesuatu. Dulu saya jg pernah ingin melepas burung yg saya piara karena saya sudah terlalu dibuat frustasi. Tetapi saya coba terus sabar merawat kutilang saya sambil optimis kutilang saya akan jinak dan bisa menghibur saya. Dan 2 bulan lebih waktu yang sudah saya habiskan untuk bersabar, hasilnya pun dapat saya nikmati. Bukan hanya saya saja yang menikmati kicauan dan tingkahnya, tetapi keluarga sayapun menikmatinya setiap hari, bahkan tetangga saya jg menikmati kicauannya. Kan ada pepatah: “Semua itu akan indah pada waktunya”. Ya kan ??? hehehe.
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan tentang pengalaman merawat kutilang saya. Disini saya sama sekali tidak menyakiti burung, misalkan dengan memotong lidah, mencabut bulu secara paksa, dll. Bayangkan saja kalau bulu kaki kita dicabut paksa, bagaimana rasanya? Hehehehe ....
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada tuisan dan kata-kata yang saya gunakan disini. Saran dan kritik sangat saya harapkan.. sekian dan terima kasih. Salam Kicau Kutilang Mania Indonesia.

#tips diatas tidak hanya berlaku untuk kutilang, tetapi jg bisa utk burung2 lain

untuk informasi lebih lanjut silahkan bergabung di

KOMUNITAS KUTILANG ON FACEBOOK